Selasa, 26 Agustus 2008

Wawancara Najib Mahfuz

Wawancara dengan Najib Mahfuz oleh penulis dan jurnalis Muhammad salmawy pada bulan Maret 2006.
Muhammad salmawy: Apa yang Anda rasakan ketika mengetahui bahwa Anda memperoleh Nobel Sastra?

Najib Mahfuz: Saya merasa sangat bahagia sekaligus terkejut. Saya tak pernah menyangka akan memperoleh Nobel. Selama saya hidup Nobel selalu diberikan pada para penulis kelas atas seperti Anatole France, Bernard Shaw, Ernest Hemingway, dan William Faulkner. Ada juga orang-orang seperti Jean-Paul Sartre dan Albert Camus. Saya juga mendengar bahwa suatu saat nanti seorang penulis Arab akan memperoleh Nobel, namun saya sangat meragukan hal itu.
Mohamed Salmawy: Tetapi bukankah 20 tahun sebelum Anda memperoleh Nobel Abbas Mahmoud El-Aqqad telah meramalkan Anda akan memperolehnya? Pada sebuah wawancara televisi, ia mengatakan bahwa Anda pantas menerima Nobel.
Najib Mahfuz: Ah…El-Aqqad terlalu berlebihan.
Mohamed Salmawy: Apakah memperoleh Nobel mempengaruhi kehidupan dan karya-karya Anda berikutnya?
Naguib Mahfouz: Ya. Nobel semakin mempertebal tekad saya untuk terus menulis. Namun sayangnya, saya menerimanya pada masa akhir karier kepenulisan saya. Buku yang berhasil saya tulis setelah menerima Nobel hanyalah Echoes of an Autobiography. Sekarang saya tengah menulis Dreams of Recuperation. Bahkan novel Qushtumur, yang dimuat secara berseri di Al-Ahram, saya tulis sebelum saya menerima Nobel. Novel itu diterbitkan dalam bentuk buku setelah pemuatan berseri. Secara personal Nobel telah membentuk gaya hidup baru yang belum pernah saya jalani dan tak pernah saya bayangkan. Saya harus menghadiri banyak wawancara dan pertemuan yang diadakan oleh media, namun sebenarnya saya lebih memilih untuk bekerja dalam ketenangan.
Mohamed Salmawy: Apa yang membuat Anda menjadi penulis dan siapa saja yang menginspirasi karier Anda?
Naguib Mahfouz: Saya mulai menulis ketika usia sekolah dasar. Saya terinspirasi para penulis Arab kontemporer seperti El-Manfalouti, Taha Hussein, dan El-Aqqad. Mereka seperti memindahkan gairah menulis pada saya, akibatnya saat berada di sekolah menengah, saya memutuskan untuk pindah dari kelas sains ke kelas sastra.
Mohamed Salmawy: Peristiwa apakah yang paling penting sejak Anda menerima Nobel?
Naguib Mahfouz (menunjuk lehernya): Ini, tikaman yang saya terima di tahun 1994 (ini mengingatkan kita pada upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pemuda yang mencoba menikamkan sebilah belati di lehernya. Setelah peristiwa itu tangan Mahfouz mengalami kelumpuhan.) namun saya merasa sangat tersanjung pada cara negara dan masyarakat menunjukkan duka cita mereka.
Mohamed Salmawy: Secara umum apa pengaruh karya-karya Anda pada kesusasteraan Mesir setelah Anda memenangkan Nobel?
Naguib Mahfouz: Haha…jawaban pertanyaan ini seharusnya Anda dapatkan dari para kritikus. Hanya mereka yang bisa menilai apakah karya-karya saya mempengaruhi kesusasteraan Arab atau tidak. Namun, barangkali salah satu efeknya adalah makin banyak karya sastra Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Saya mendengar ini dari seorang tamu asal Rusia, juga dari orang-orang Jerman yang berkunjung ke Mesir untuk mengundang kita ke Frankfurt International Book Fair.


0 komentar:

Posting Komentar